Web : Tante: 15HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RIWAYAT IMMOBILISASI DI RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN - URL : http://bing-ung.blogspot.com/2011/08/15hubungan-antara-pelaksanaan-personal.html
perpustakaan
.

15HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RIWAYAT IMMOBILISASI DI RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Peranan rumah sakit dalam memajukan kesehatan masyarakat pada masa sekarang ini menjadi bertambah penting. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan akan pelayanan kesehatan semakin tinggi dan masyarakat pun menjadi semakin kritis dalam memperhatikan mutu pelayanan yang diberikan sebuah rumah sakit (Lumenta, 1989 Cit. Ema, 2004). Reorientasi tujuan dari organisasi layanan kesehatan dan reposisi hubungan pasien-dokter dan profesi layanan kesehatan perlu diperhatikan agar semakin terfokus pada kepentingan pasien. Dengan kata lain layanan kesehatan itu harus selalu mengupayakan kebutuhan dan kepuasan pasien dan atau masyarakat yang dilayani secara simultan (Pohan, 2006).
Mutu pelayanan rumah sakit sangat tergantung pada kualitas perawat-perawatnya. Dalam sistem pelayanan kesehatan, perawat mendapat banyak perhatian karena peran dan fungsi mereka memberi bentuk terhadap upaya pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan hal-hal yang dapat menjadi hambatan perkembangan kualitas perawat, agar dapat diusahakan pencegahan atau penanganannya sedini mungkin sehingga tidak sampai mengganggu proses pelayanan rumah sakit (Lumenta, 1989 Cit. Ema, 2004).
Kepuasan pasien adalah keluaran dari layanan kesehatan dan suatu perubahan dari sistem layanan kesehatan yang ingin dilakukan tidak mungkin tepat sasaran dan berhasil tanpa melakukan pengukuran kepuasan pasien. Karena hasil pengukuran kepuasan pasien akan digunakan sebagai dasar untuk mendukung perubahan sistem layanan kesehatan dan merupakan perangkat yang digunakan untuk mengukur kepuasan pasien yang handal dan dapat dipercaya (Pohan, 2006).
Pelayanan keperawatan yang bermutu adalah pelayanan keperawatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan dari asuhan keperawatan sesuai dengan tingkat kepuasan masyarakat, serta penyelengaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan. Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien harus selalu memperhatikan kebutuhan dasar manusia secara individual yang sangat unik, terdiri dari kebutuhan bio-psiko-sosial dan spiritual yang salah satunya adalah kebutuhan personal hygine.
Pemenuhan personal hygine adalah tindakan keperawatan terhadap pasien seperti kebersihan kulit (mandi), kebersihan rambut, kebersihan kaki dan kuku, kebersihan mulut dan kebersihan perineal (Smith (1996) dalam Alimul, 2006). Orang sehat biasanya dapat melakukan sendiri pemeliharaan personal hygine-nya. Tetapi selama waktu sakit perawat membantu pasien meneruskan kebiasanya menjaga kesehatan dan kebersihannya. Misalnya seorang pasien yang sedang sakit mungkin akan merasa terganggu jika harus menyikat gigi atau mungkin dapat melalaikanya (Mahmudin, 2002).
Pemenuhan kebutuhan personal hygiene dapat dipenuhi oleh pasien sendiri atau dibantu oleh perawat yang sesuai dengan standar asuhan keperawatan. Pasien yang masuk ke Rumah Sakit sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan personal hygiene, sehingga mereka sering ketergantungan dengan perawat untuk memenuhi kebutuhan kebersihan dirinya. Perawat sebagai pelaksana dan yang melakukan asuhan keperawatan kepada pasien telah mempunyai pengetahuan cara memenuhi kebutuhan personal hygiene baik secara mandiri atau dibantu. Pengetahuan didapat saat perawat menjalani pendidikan sesuai dengan tingkat pendidikan perawat yang diperolehnya.
Fenomena yang menarik untuk dipelajari dari pandangan perawat dan pasien, dalam praktek sehari-hari di Rumah Sakit, terdapat adanya kecenderungan perawat untuk meninggalkan suatu tindakan mandiri keperawatan. Ada sebagian perawat yang berpandangan bahwa seorang perawat dikatakan profesional bila ia mampu melakukan tindakan yang kadang berada di luar area kemandirian perawat itu sendiri. Sebagai bentuk tindakan mandiri perawat, melaksanakan kebersihan perorangan pada pasien sering tidak dilakukan perawat (Mahmudin, 2002).
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten merupakan rumah sakit terbesar di Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah. Berkaitan dengan pelaksanaan personal hygiene yang dirasakan oleh pasien, menunjukkan pelaksanaan personal hygiene yang dilakukan perawat untuk membantu pasien di Instalansi Rawat Intensif RSUP DR. Soeradji Tirtonegoro Klaten, didapatkan bahwa ketentuan melakukan kebersihan diri, yang meliputi mandi, gosok gigi, mencuci rambut, memotong kuku dan lain-lain dilakukan oleh perawat. Hasil wawancara pada 5 pasien riwayat immobilisasi yang personal hygiene-nya dibantu oleh perawat, menunjukkan 3 pasien menyatakan tentang pelaksanaan personal hygiene oleh perawat adalah kurang baik. Untuk dapat memberikan gambaran secara menyeluruh tentang pelaksanaan personal hygiene yang dilakukan oleh perawat khususnya pada pasien yang personal hygiene-nya pernah dibantu (riwayat immobilisasi) di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, maka peneliti bermaksud melaksanakan penelitian yang fokusnya pada persepsi pasien tentang pelaksanaan personal hygiene (pemeliharaan kebersihan perorangan) oleh perawat di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.


Untuk Selengkapnya Silahkan Download secara GRATIS, klick dibawah :




0 komentar:

Posting Komentar

 

EKONOMI - HUKUM - KESEHATAN - KEHUTANAN - KOMUNIKASI - PERTANIAN - PSIKOLOGI - TEKNIK - SOSIAL